Prakiraan Cuaca Jabodetabek Pasca Hujan Lebat Dini Hari
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
NEWSBLOG , Jakarta - Lembaga Meterologi, Iklim, dan Geofisika (BMKG) BMKG ) menyerukan kepada penduduk di Jakarta serta sekitarnya agar waspada terhadap kemungkinan adanya ancaman cuaca Hujan bersama dengan guntur atau kilat mulai Selasa pagi, 26 Mei 2025. Diperkirakan hujan lokal akan melanda beberapa area.
BMKG telah memprakirakan cuaca berawan tebal hingga potensi hujan berintensitas ringan dan sedang akan mengawali sebagian besar wilayah Jabodetabek pada hari ini, tepatnya antara pukul 01.00 hingga 07.00 WIB. Hal ini seperti dikutip dari prakiraan cuaca 24 jam dari BMKG.
Mulai dari awal hari sampai sekitar pukul 13:00 WIB, kondisi langit perlahan-lahan memburam dengan adanya kemungkinan hujan lembut yang masih bisa terjadi di area Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Kepulauan Seribu, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Bogor, serta Kota Bogor. Di samping itu, diperkirakan akan turun hujan cukup deras di daerah Kepulauan Seribi dan Jakarta Utara.
Prediksi cuaca menyatakan bahwa hujan dengan intensitas rendah hingga sedang akan berlanjut hingga sekitar pukul 19:00 WIB di beberapa area seperti Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Depok, Bogor, Tangerang, Tangsel, serta Bekasi baik kota maupun kabupatennya.
Temperatur udara di area Jabodetabek pada hari ini berada dalam rentang 25 sampai 31 derajat Celsius, sedangkan untuk Bogor suhunya agak lebih dingin dengan angka sekitar 20 hingga 29 derajat Celsius.
Sekarang ini, Direktur dari BMKG Bidang Meteorologi Publik, Andri Ramdhani, menyebut bahwa kondisi cuaca lembab mendatang akan dipengaruhi oleh fenomena seperti Osilasi Madden-Julian (MJO), Gelombang Atmosfir Kelvin, dan juga Arus Rossby Ekwatorial yang masih berada di atas wilayah Indonesia.
"Ketiga kejadian tersebut meningkatkan aktivitas konveksi dan mendorong terbentuknya awan hujan, khususnya di daerah selatan dan tengah Indonesia," ujar Andri saat dihubungi pada Jumat malam, 23 Mei 2025.
Sering kali terjadi gangguan tropis seperti pusat tekanan rendah atau sirkulasi siklonik. Fenomena tersebut menyebabkan adanya area konvergensi dan perkembangan awan konvektif, sehingga menimbulkan potensi curah hujan dengan intensitas tinggi.
Menurut analisis iklim terkini untuk periode pertengahan Mei 2025, hanya sekitar 11% area musiman di Indonesia yang sudah masuk ke dalam masa kemarau. Kira-kira 73% daerah tetap berada dalam kondisi musim hujan. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar bagian dari negara ini masih mengalami transisi antara musim penghujan dan musim kemarau. "Periode tersebut diproyeksikan akan mencapai titik maksimumnya mulai bulan Juni sampai Agustus tahun 2025," jelas Andri.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar